Featured Post

Objek wisata Bagai surga di Boltim

Kado Ultah Untuk Daerah Tercinta


Foto Design Candra Modeong

Terkadang seseorang memberikan Hadiah kepada yang sedang berulang Tahun, adalah sebagai bentuk kepedulian serta cintanya kepada objek itu sendiri. Sesuatu barang yang diberikan, menurut saya adalah satu hal yang sangat berarti, namun entah apa menurut objek atau si penerima, ia menganggap itu berarti atau tidak !, sudah menjadi urusanya itu sendiri.
Kali ini, sebagai putra daerah yang peduli akan Pemekaran Bolaang Mongondow Timur (Boltim), memberikan Hadiah Ulang Tahun, kepada Boltim yang ke Delapan dengan sebuah Tulisan, yang saya beri Judul “Kacang Lupa Kulitnya”. artinya,  dahulunya miskin, ketika kaya ia lupa asal usulnya.
Tulisan ini sengaja dibuat, berdasarkan pandangan maupun pola pikir, tentang arti dari sebuah perjuangan yang terlupakan. Dimana Hari kemerdekaan suatu daerah Bolaang Mongondow Timur (Boltim), yang sudah berusia Delapan tahun, seperti tidak di anggap, padahal ia sudah melahirkan banyak keinginan, serta menciptakan banyak lapangan Kerja yang begitu luas.
Saya pun tidak pungkiri, dimana aktifitas yang digeluti saat ini, tidak lain adalah hasil perjuangan Pemekaran, dengan adanya Boltim saya bisa bekerja dan bisa menjadi bagian dari orang orang yang turut berjuang membangun Boltim yang masih Belia.
Kita mengakui bersama, dimana andil setiap warga Boltim dalam meningkatkan pembangunan cukup besar, tidak sedikit rakyat Boltim yang hingga saat ini berbakti kepada daerah, sehingga Boltim bisa mampu berdiri hingga sekarang, namun sayang disisi lain, masih lebih banyak pula warga Boltim yang tidak menghargai arti dari kelahiran daerah. Hari kelahiran Daerah Boltim hanya dijadikan sebagai acara seremonial, tidak sedikit para pemangku kepentingan yang dilahirkan oleh daerah ini, tapi sayang mereka tidak memiliki rasa syukur ataupun ungkapan kebanggan terhadap daerah. Padahal Boltim sendiri sudah memberikan segala impian yang dicita citakan oleh para pemangku kepentingan.
Delapan Tahun Boltim dimekarkan menjadi Satu Daerah Otonomi Baru (DOB), bermacam ragam diberikan oleh daerah ini, baik itu berupa peluang pekerjaan hingga mengsejahterakan rakyat. tapi apa balasanya ?. jika Daerah ini (Boltim) adalah Manusia dan bisa bicara, maka ia akan katakan. “ Sukur Moanto dengan nada Kuyang Gina”.
Peribahasa bagai Kacang Lupa akan Kulitnya, atau lebih pada artinya yakni “Dahulunya Miskin, Ketika Kaya Lupa Asal Usulnya” adalah satu kalimat yang pantas dijadikan Kado HUT Boltim ke 8, hal ini terlihat secara utuh dari pandanganku sebagai Putra Boltim yang peduli akan daerah kelahiranku, dimana pada perayaan hari Lahirnya Boltim, yang dirangkaikan dengan Upacara Korpri, banyak Pemangku kepentingan yang tidak turut serta ambil andil pada acara tersebut.
Banyak Pejabat baik di Daerah maupun di Desa yang dilahirkan oleh Boltim, tidak ikut serta pada peringatan HUT ke 8 tersebut, padahal mereka tidak menyadari, tanpa ada Boltim mereka tidak ada apa apanya.
Lebih memiriskan lagi sebanyak 80 Desa di Boltim, tidak satupun yang  yang menyambut kelahiran daerah ini dengan meriah, tidak ada Perayaan, tidak ada Hiasan Umbul Umbul, tidak ada keistimewaan di tiap Desa, yang disimpulkan, “tidak ada yang istimewah dihari Lahir daerah”.
Dinginya hari kelahiran Daerah Boltim. pada hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI), seluruh Masyarakat Boltim memeriahkan dengan berbagai macam kegiatan, mulai dari memasang bendera, hingga menggelar berbagai Lomba baik di tingkat Desa hingga Kabupaten, tapi ketika HUT dareah, tidak ada kegiatan yang digelar secara akbar, masyarakat sepertinya tidak menghargai pemekaran ini, meski secara nyata mereka menikmatinya.
Sehan Landjar SH sebagai Bupati Boltim Dua Periode tersebut sangat Kecewa atas peristiwa yang terjadi pada Peringatan Hut Boltim baru baru ini, pada sambutanya mengutarakan kekesalanya terhadap para pemangku kepentingan. “ mestinya kalian harus bersyukur serta merasa bangga atas apa yang sudah di berikan daerah ini, Dia banyak menciptakan lapangan Kerja, menciptakan para PNS, para sangadi, para pejabat, apakah seperti ini balasanya !!!” tegas eyang saat bicara pada salah satu acara resmi.
===part 01===

Comments